Jumat, 15 Januari 2010

ADAB

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Akhlak Terpuji
Akhlak yang terpuji secara garis besarnya menempatkan dirimu bersama selainmu lalu engkau berlaku bijak dari dalam dirimu bukan bagi dirimu. Dan secara rinci berupa, sifat pemaaf, kelembutan, kedermawanan, sabar, dapat menahan diri dari segala gangguan, pengasih, penyayang, berusaha memenuhi segala kebutuhan orang lain, saling mencintai, bersikap lunak dan lain sebagainya. Akhlak sendiri adalah sifat bawaan masing-masing manusia, dan mereka bertingkat-tingkat dalam hal tersebut. Maka siapa saja yang lebih menonjol akhlak yang terpuji dari sifat bawaannya, jikalau tidak maka dia diperintahkan untuk berupaya dengan kesungguhan hati untuk meraih hal tersebut hingga akhlak nya pun menjadi terpuji, dan demikian pula jikalau manusia itu lemah, maka dia yang lemah ini mesti sering berlatih hingga menjadi kuat.
Rasulullah SAW ditanya amal apa yang paling utama. Beliau menjawab,”Akhlak yang baik” (H.R. Ahmad) juga ditanya tentang apa yang paling banyak memasukan kedalam surga. Beliau menjawab, “yaitu takwa kepada Allah dan akhlak yang baik.” (H.R. at-Tirmidzi).
Dan sesungguhnya akhlak yang terpuji mempunyai hasil yaitu tanda-tanda yang menunjukkan keberadaan akhlak yang terpuji tersebut. Ada yang mengatakan bahwa akhlak yang terpuji adalah dengan wajah yang berseri-seri, bermurah hati, menghalau setiap gangguan, dan memberi bantuan. Ada yang mengatakan akhlak yang terpuji adalah dengan tidak memusuhi siapa saja yang memusuhinya disebabkan kuatnya ma’rifah dia kepada kepada Allah.
Ada yang mengatakan bahwa akhlak yang terpuji adalah dengan menjadikan setiap makhluk ridha baik dalam keadaan lapang atau dalam keadaan sempit. Ada yang berpendapat bahwa akhlak yang terpuji adalah keridhaan dari Allah ta’ala. Ada yang mengatakan bahwa akhlak yang terpuji yang paling rendah adalah dengan kesanggupan menanggung cobaan, tidak mengharapkan ganjaran perbuatan, pengasih terhadap yang berlaku dhalim kepadanya, memintakannya ampunan, dan menyayanginya.
Ada yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan akhlak yang terpuji adalah yang memiliki tiga sifat menghindarkan diri dari perbuatan-perbuatan yang haram, mencari setiap yang halal, dan bersikap lapang kepada yang diurusnya. Ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan akhlak yang terpuji adalah dengan menampik setiap pengaruh yang timbul dari perangai buruk kaum manusia setelah anda dapat menjangkau al-Haq.
Sebagian ulama mengumpulkan tanda-tanda akhlak yang terpuji, dan mengatakan akhlak yang terpuji adalah jikalau seseorang memiliki rasa malu, sedikit menebar gangguan, seringkali berbuat kebajikan, lisan yang jujur, sedikit berbicara, banyak melakukan amal. Jarang melakukan kesalahan dan jarang ikut campur urusan orang lain, sebagai seorang yang baik, berwibawa, sabar, mau berterima kasih, ridha, lemah lembut, santun, menjaga kesucian diri dan penyayang bukan sebagai seorang yang senang melaknat, atau senang mencela, mengadu domba, senang menyebar ghibah, tidak sering tergesa-gesa, tidak dengki, tidak kikir, tidak hasad, sebagai seorang dengan wajah yang murah senyum, berseri-seri riang, cinta karena Allah, benci karena Allah, ridha karena Allah dan marah karena Allah.

1.2 Akhlak Tercela
Firman Allah swt dalam Qs. As-Shad: 45 – 46
وَاذْكُرْ عِبَادَنَا إبْرَاهِيمَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ أُولِي الْأَيْدِي وَالْأَبْصَارِ(45)
إِنَّا أَخْلَصْنَاهُمْ بِخَالِصَةٍ ذِكْرَى الدَّارِ(46)
Artinya: “dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq dan Ya'qub yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi. (45) Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang Tinggi Yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat”(46). (Qs. As-Shad: 46)

Islam sangat mengutamakan dan menghargai eksistensi manusia. Oleh karena itu, Allah sangat murka apabila manusia bersikap menghancurkan manusia lain tanpa dasar aturan Nya. Perilaku tercela seperti merampok, membunuh, asusila, dan pelanggaran hak asasi manusia merupakan tindakan yang melecehkan eksistensi manusia yang sesungguhnya telah dimuliakan oleh Allah.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Akhlak Terpuji
Contoh-contoh akhlak terpuji adalah sebagai berikut :
1. Sedekah
Allah berfirman :
2. لَن تَنَالُواْ الْبِرَّ حَتَّى تُنفِقُواْ مِمَّا تُحِبُّونَ وَمَا تُنفِقُواْ مِن شَيْءٍ فَإِنَّ اللّهَ بِهِ عَلِيمٌ“
Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya “ (Al Baqarah : 93).
Pada ayat di atas, Allah swt meletakkan suatu kaidah yang sangat penting sekali di dalam kehidupan manusia. Kaidah tersebut adalah “bahwa manusia ini tidak akan mendapatkan kebahagian dan keberhasilan di dalam kehidupannya baik sewaktu di dunia ini maupun di akherat nanti, kecuali jika ia mau mengorbankan apa yang dicintainya demi kehidupan manusia itu sendiri.”
Hal itu sangat terlihat jelas pada ayat di atas. Kita dapatkan di dalamnya, bahwa Allah swt memberikan syarat bagi setiap manusia yang ingin mendapatkan kebaikan -dan tentunya keberhasilan untuk terlebih dahulu memberikan kepada orang lain sesuatu yang dicintainya, yang kemudian kita kenal dengan istilah infak dan sedekah.

2. Bertanggung Jawab


AArtinya: “Tiap-tiap diri bertanggungjawab atas apa yang telah diperbuatnya” (QS Al Mudatstsir 38).
Akan tetapi perbuatan individu itu merupakan suatu gerakan yang dilakukan seorang pada waktu, tempat dan kondisi-kondisi tertentu yang mungkin bisa meninggalkan bekas atau pengaruh pada orang lain. Oleh sebab itu apakah tanggung jawab seseorang terbatas pada amalannya saja ataukah bisa melewati batas waktu yang tak terbatas bila akibat dan pengaruh amalannya itu masih terus berlangsung mungkin sampai setelah dia meninggal ?
Seorang yang cerdas selayaknya merenungi hal ini sehingga tidak meremehkan perbuatan baik sekecil apapun dan tidak gegabah berbuat dosa walau sekecil biji sawi. Mengapa demikian ? Boleh jadi perbuatan baik atau jahat itu mula-mula amat kecil ketika dilakukan, akan tetapi bila pengaruh dan akibatnya terus berlangsung lama, bisa jadi akan amat besar pahala atau dosanya.

Allah SWT menyatakan :
إِنَّا نَحْنُ نُحْيِي الْمَوْتَى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا وَءَاثَارَهُمْ وَكُلَّ شَيْءٍ أحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ مُبِينٍ
Artinya: Kami menuliskan apa-apa yang mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan (Yaasiin 12).
Ayat ini menegaskan bahwa tanggangjawab itu bukan saja terhadap apa yang diperbuatnya akan tetapi melebar sampai semua akibat dan bekas-bekas dari perbuatan tersebut. Orang yang meninggalkan ilmu yang bermanfaat, sedekah jariyah atau anak yang sholeh , kesemuanya itu akan meninggalkan bekas kebaikan selama masih berbekas sampai kapanpun. Dari sini jelaslah bahwa Orang yang berbuat baik atau berbuat jahat akan mendapat pahala atau menanggung dosanya ditambah dengan pahala atau dosa orang-orang yang meniru perbuatannya. Hal ini ditegaskan dalam Surat An nahl 25
لِيَحْمِلُوا أَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمِنْ أَوْزَارِ الَّذِينَ يُضِلُّونَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ أَلَا سَاءَ مَا يَزِرُونَ
Artinya: “(Ucapan mereka) menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada hari kiamat dan sebagian dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun bahwa mereka disesatkan. Ingatlah amat buruklah dosa yang mereka pikul itu.”

3. Saling Tolong Menolong



Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (Al Maidah : 2).
4. Berbakti Kepada Orang Tua


Ar
Artinya : “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (Al Isra: 23).

5. Menuntut Ilmu
Nabi Muhammad saw. bersabda :
Artinya : "Barang siapa menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmunya ; dan barang siapa yang ingin (selamat dan berbahagia) diakhirat, wajiblah ia mengetahui ilmunya pula; dan barangsiapa yang meginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula". (HR.Bukhari dan Muslim).

Artinya : “Sebenarnya Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata didalam dada orang- orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat kami kecuali orang- orang yang zalim.” (QS Al-Ankabut 49).




Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabiladikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalammajelis",maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:"Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akanmeninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapaderajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamukerjakan.”(Al Mujadilah 11).




Artinya : ”Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”( Ali Imran : 18)

2.2 Akhlak Tercela
Contoh-contoh akhlak tercela adalah sebagai berikut :
1. Sombong












Seperti yang di firmankan Allah dalam “ Allah berfirman turunlah kamu dari sorga itu karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina. Iblis menjawab “ Beri tangguhlah saya sampai mereka di bangkitkan. Allah berfirman sesungguhnya kamu termasuk orang yang di beri tangguh. Iblis menjawab “karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan ( menghalang-halangi ) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang, dari kanan dan dari kiri mereka, dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan dari mereka bersyukur (taat). Allah berfirman keluarlah kamu dari dalam sorga itu sebagai makhluk terhina dan terusir. Sesungguhnya barang siapa di antara mereka mengikuti kamu benar-benar Aku akan mengisi neraka jahanam dengan kamu semua.”(Al A’raaf 13-18)




Oleh karena sifat dan zatnya yang abadi itulah setiap pergantian zaman selalu saja kita temui orang-orang yang di sesatkan syaitan. Sebut saja Fir’aun, sejarah mencatat sampai akhir hayatnya ia tidak mengakui penguasa alam semesta kecuali dirinya sendiri malah mengingkari petunjuk Allah melalui dakwah Nabi Musa terhadap diri dan pengikut-pengikutnya sampai di tenggelamkan Allah ke laut Merah (Qs Al Mukminun-36-37)

2. Gosip



“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah kebanyakan dari sangkaan (supaya kamu tidak menyangka sangkaan yang dilarang) kerana sesungguhnya sebahagian dari sangkaan itu adalah dosa; dan janganlah kamu mengintip atau mencari-cari kesalahan dan keaiban orang; dan janganlah setengah kamu mengumpat setengahnya yang lain. Adakah seseorang dari kamu suka memakan daging saudaranya yang telah mati? (Jika demikian keadaan mengumpat) maka sudah tentu kamu jijik kepadanya. (Oleh itu, patuhilah larangan-larangan yang tersebut) dan bertaqwalah kamu kepada Allah; sesungguhnya Allah Penerima taubat, lagi Maha mengasihani .” (Al-Hujuraat ayat 12)
“Ketika aku dimi’rajkan aku melihat ada 1 kaum yang memiliki kuku-kuku panjang dari tembaga, sedang mencakari muka-muka dan dada-dada mereka sendiri. Maka aku bertanya pada Jibril: Siapa mereka ini? Jawab Jibril: Mereka adalah orang-orang yang suka memakan daging manusia dengan merusak kehormatan mereka.” (HR Abu Daud 4878 dan Ahmad 3/224)

3. Tidak Mampu Menahan Emosi
Emosi dan perasaan akan bergolak dikarenakan dua hal; kegembiraan yang memuncak dan musibah yang berat. Dalam sebuah hadist Rasulullah bersabda, “sesungguhnya aku melarang dua macam ucapan yang bodoh lagi tercela: keluhan tatkala mendapat nikmat dan umpatan tatkala mendapat musibah”.
Dan Allah berfirman,




“(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu)” (QS. Al-Hadid: 23)

4. Boros


Artinya : “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.”(Al Isra 26-27)

5. Tidak Adil






Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. (Al Maidah : 8)














BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Agama Islam adalah agama yang sangat mementingkan ajaran akhlaq, dalam kehidupan di dunia ini, manusia bukanlah makhluk individual yang hidup sendirian tetapi manusia juga membutuhkan orang lain atau makhluk sosial. Oleh karena itu, akhlaq karimah mutlak diperlukan dalam perwujudan tatanan hidup yang serasi dan berkesinambungan demi tercapainya kebahagiaan hidup. Akhlak karimah merupakan perwujudan seseorang, yaitu sebagai bukti konkret dari kualitas agama seseorang.

3.2 Saran
Diharapkan kepada pembaca agar dapat mengambil hikmah dari tulisan saya dan dapat mengimplikasikan nya dalam kehidupan sehari-hari.

0 komentar:

Posting Komentar

 

penjahat baik hati Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon.