Sabtu, 16 Januari 2010

cirik

Head Office :
Graha Simatupang, Tower I
Unit D, 6th Fl.
Jl. Letjen T.B. Simatupang
Kav. 38 South Jakarta 12540

Home : Sapi Tropik :



BeefMaster



selengkapnya...
Mr. Lasater also developed a registered Hereford herd in which the cattle had red circles around each eye. In both his Brahman and Hereford breeding, milk production was stressed.
Following his death in 1930, the breeding operations came under the direction of his son, Tom Lasater, who began to combine the breeding of the Brahman and Hereford cattle and also used some registered Shorthorn bulls.



Braford



selengkapnya...
Working with a base of Brahman cows that were primarily Partin and Hudgins breeding, Alto Adams Jr. began using Hereford bulls on his St. Lucie County, Florida ranch in 1947. The resulting steer and heifer calves were outstanding, but the Hereford bulls required to produce those calves had extreme problems with feet, eyes and general livability. Adams quickly realized that using Hereford bulls that were not adapted to South Florida was simply not feasible and he began experimenting with various types of Brahman-Hereford cross bulls.



Brahman



selengkapnya...
The Brahman breed originated from Bos indicus cattle originally brought from India. Through centuries of exposure to inadequate food supplies, insect pests, parasites, diseases and the weather extremes of tropical India, the native cattle developed some remarkable adaptations for survival.



Brangus



selengkapnya...
Background Information
The combination results in a breed which unites the traits of two highly successful parent breeds. The Brahman, through rigorous natural selection, developed disease resistance, overall hardiness and outstanding maternal instincts.
Angus are known for their superior carcass qualities. They are also extremely functional females which excel in both fertility and milking ability.



Charbray



selengkapnya...
The Charbray breed was established in Texas USA in the 1930s when Charolais bulls from Mexico were crossed with Brahman (bos indicus) cows. The resulting calves weaned heavier, finished faster and carcase quality was unusually high.
With the importation of Charolais semen into Australia in 1969, a number of Brahman breeders began experimenting.



Drougtmaster



selengkapnya...
Droughtmasters exhibit medium to slightly late maturity in carcass development. They have gained a reputation for producing lean carcasses in the yearling to two year old steer group, although large bullocks are produced, particularly in northern Queensland.



Simbrah



selengkapnya...
Simbrah has been described as "The All Purpose American Breed". Developed in America, Simbrah genetics may be called on to infuse superior maternal traits into a herd. Or, due to their rapid growth, vigor, and heat tolerance, Simbrah may be the answer in a terminal cross program. In the final analysis, Simbrah will produce a lean, high quality beef product.
Continue Reading...

Jumat, 15 Januari 2010

NASIONAL

Reformasi Nasional
Semangat dan cita-cita luhur untuk menata kembali kehidupannya untuk meraih masa depan yang lebih cerah, telah mendorong segenap rakyat Indonesia melakukan Gerakan Reformasi. Hakekat reformasi nasional adalah suatu perubahan seluruh aspek kehidupan bangsa menuju kehidupan yang lebih baik. Perubahan dimaksud berskala nasional dan

dilaksanakan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta oleh segenap komponen bangsa. Arah dan tujuan reformasi tersebut sejalan dengan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, serta selaras dengan nilai-nilai kultur bangsa Indonesia dan nilai-nilai universal.
Cita-cita luhur reformasi tersebut hanya mungkin tercapai melalui pembentukan pemerintahan yang demokratis, bersih dan berwibawa. Pemerintah yang diinginkan adalah pemerintahan yang mampu menata kehidupan demokratis dan mewujudkan supremasi hukum, mampu memberantas KKN dan segenap penyimpangan lainnya yang menghambat pembangunan maupun kepentingan nasional. Upaya untuk mencapai cita-cita luhur tersebut bukanlah hal ringan dan mudah. Kondisi obyektif Indonesia merupakan realita adanya tantangan dan kendala yang menghadang antara lain krisis ekonomi dan moneter, serta berbagai konflik yang belum teratasi secara tuntas. Kondisi obyektif tersebut telah menimbulkan dampak-dampak terhadap aspek-aspek kehidupan lainnya. Persoalan yang dihadapi makin kompleks, karena iklim politik yang berkembang sebagai akibat dari kedewasaan berpolitik yang belum memadai, cenderung menggiring suasana ke arah euforia demokrasi.
Gambaran kondisi di atas mengisyaratkan, bahwa jalan menujumasyarakat demokratis yang diharapkan masih sangat panjang dan menghadapi tantangan yang berat. Meskipun demikian, diyakini bahwa reformasi yang dilaksanakan saat ini merupakan kebutuhan, yakni sebagai wahana dan instrumen yang paling tepat untuk mengantarkan bangsa Indonesia menuju masyarakat "civil" yang dicita-citakan. Walaupun menghadapi tantangan yang berat, namun keyakinan akan kebenaran arah perjuangan reformasi nasional, telah mendorong semangat untuk terus melanjutkan proses reformasi. Upaya untuk mewujudkan cita-cita reformasi membutuhkan kebulatan tekad serta dukungan segenap bangsa Indonesia.

Tekad dan dukungan tersebut menuntut kerja keras serta usaha bersama secara sinergis agar agenda reformasi yang telah disepakati bersama tetap berada pada jalur yang benar. Sejalan dengan komitmen tersebut, tindakan yang menghambat dan menggagalkan reformasi harus dihindarkan agar tidak dinodai oleh tindakan anarkhis atau upaya memaksakan kepentingan kelompok atau golongan. Reformasi nasional harus tetap dilanjutkan dan dijaga kesinambungannya dalam kerangka konstitusi Undang Undang Dasar (UUD) 1945 dan nilai falsafah Pancasila.
Continue Reading...
 

penjahat baik hati Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon.